Berikut beberapa Paritta yang menjadi tuntunan
didalam setiap kebaktian serta Paritta untuk upacara tertentu.
Kebhaktian
rutin
Tujuh
bulan kandungan
Menjelang
kelahiran
Pemberkatan
kelahiran
Ulang
tahun, turun tanah
Potong
rambut
Wisuda
Upâsaka/Upâsikâ
Pernikahan
Peletakan
batu pertama pembangunan
Menempati
rumah baru, pembukaan toko/usaha,dll
Membersihkan
suasana/tempat
Air
untuk obat orang sakit
Tanam
di sawah (pemberkahan benih)
Pengukuhan
janji jabatan
Pengukuhan
janji di pengadilan
Upacara
kematian
Peringatan
kematian
Kebhaktian rutin:
Namakâra
Gâthâ
Pûjâ
Gâthâ
Pubbabhâganamakâra/Vandanâ
Tisarana
Pañcasîla
Buddhânussati
Dhammânusati
Sanghânusati
Saccakiriya
Gâthâ
Mangaka Sutta
Karanîyamettâ
Sutta
Brahmavihâra
Pharanâ
Abhinhapaccavekkhana
Samâdhi/Meditasi
Permohonan Tisarana
Permohonan
Paritta [Ärâdhanâ Parittâ]
Permohonan
Dhammadesana [ Ärâdhanâ Dhammadesanâ]
Dhammadesana
Ettâvata
Namakâra Gâthâ
bila dihadiri bhikkhu, samanera
Tujuh bulan kandungan :
Vandanâ
Tisarana
Buddhânussati
Dhammânussati
Sanghânussati
Saccakiriya Gâthâ
Abhaya Paritta atau
Pattumodanâ Paritta
Sumangala Gâthâ
II (pemercikan air pemberkahan)
Menjelang Kelahiran:
Vandanâ
Tisarana
Angulimâla
Paritta (tiga,tujuh atau sembilan kali)
Sakkatva Tiratanam
Sumangala Gâthâ
II (pemercikan air pemberkahan)
Pemberkahan Kelahiran
Vandanâ
Tisarana
Culla Mangala Cakkavâla
Gâthâ
So Atthaladdho tiga
kali (untuk anak pria)
So Atthaladdhâ
tiga kali (untuk anak wanita)
Sumangala
Gâthâ II (pemercikan air pemberkahan)
Ulang tahun, turun tanah :
Vandanâ
Tisarana
Mangala Sutta (dimulai
dari: Asevanâ ca bâlânam....)
So
Atthaladdho tiga kali (untuk anak pria)
So Atthaladdhâ
tiga kali (untuk anak wanita)
Mahâ Jaya Mangala
Gâthâ
Sumangala Gâthâ
I (pemercikan air pemberkahan)
Potong rambut :
A. Sebelum dipotong:
Vandanâ
Abhaya Paritta
Sumangala Gâthâ
I (pemercikan air pemberkahan)
B. Setelah dipotong:
Vandanâ
Sumangala Gâthâ
I (pemercikan air pemberkahan)
Wisuda Upâsaka/Upâsikâ
1. Pandita
membimbing calon upâsaka/upâsikâ melakukan puja kepada
Sang Tiratana dengan menyalakan lilin dan dupa di altar, kemudian bernamaskara
tiga kali dengan mengucapkan kalimat-kalimat Namakâragâthâ.
2. Calon (dalam
wisuda bersama, diwakili oleh calon tertua) mempersembahkan lilin, dupa
dan bunga yang disusun dalam satu talam kepada bhikkhu yang akan memberikan
tuntunan Tisarana dan Pañcasîla, kemudian bernamaskâra
tiga kali (tanpa mengucapkan Namakâragâthâ)
3. Calon mengucapkan
kalimat pernyataan dalam bahasa Pâli dan juga terjemahannya sebagai
berikut:
Esâham bhante, sucira-parinibbutampi,
Tam Bhagavantam saranam gacchâmi,
Dhammânca bhikkhu-sanghañca.
Upâsaka (upâsikam) mam bhante dhâretu,
Ajjatagge pânupetam saranam gatam.
Bhante, saya mohon kepada Sang Buddha,
yang walaupun telah lama parinibbâna, bersama Dhamma dan Sangha menjadi
pelindung saya.
Semoga bhante mengetahui, bahwa sejak hari ini sampai selama-lamanya saya
adalah upâsaka (upâsikâ), yang telah menerima Tisarana
sebagai pembimbing saya.
(Bhikkhu memberikan tuntunan Tisarana dan Pañcasîla. Calon
mengikuti apa yang diucapkan bhikkhu kalimat demi kalimat)
4. Bhikkhu
memberikan wejangan Dhamma, dilanjutkan dengan percikkan air pemberkahan
kepada upâsaka/upâsikâ baru.
5. Upâsaka/upâsikâ
baru bernamaskâra tiga kali (tanpa mengucapkan Namakâra-gâthâ)
kepada bhikkhu yang telah memberikan tuntunan Tisarana dan Pañcasîla;
kemudian ditutup dengan namaskâra tiga kali kepada Sang Tiratana
dengan mengucapkan Namakâra-gâthâ.
Upacara Pernikahan
1. Pandita menyalakan lilin, dupa dan
memimpin namaskâra.
2. Kata pengatar
singkat dari Pandita.
3. Pandita bertanya
kepada masing-masing mempelai, apakah pernikahan ini bebas dari paksaan
atau ancaman.
4. Setelah keduanya
memberi jawaban dengan baik, maka:
a. Pandita menyalakan
tiga batang dupa untuk mempelai pria. Mempelai pria memegang dupa dalam
sikap añjali, kemudian mengucapkan janji pernikahan dengan dibimbing
oleh Pandita kalimat demi kalimat sebagai berikut:
NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMÄ
SAMBUDDHASSA
"Saya mohon kepada semua yang hadir
di sini, untuk menyaksikan, bahwa saya:...telah mengambil:...menjadi istri
yang sah. Saya berjanji akan melindungi, mencintai dan memperhatikan istri
saya dengan sungguh-sungguh dalam pikiran, ucapan dan perbuatan. Semoga
Sang Tiratana selalu menerangi saya". Dupa diletakan ditempatnya.
b. Pandita menyalakan
tiga batang dupa untuk mempelai wanita. Mempelai wanita memegang dupa dalam
sikap añjali, kemudian mengucapkan janji pernikahan dengan dibimbing
oleh Pandita kalimat demi kalimat sebagai berikut:
NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMÄ
SAMBUDDHASSA
"Saya mohon kepada semua yang hadir
di sini, untuk menyaksikan, bahwa saya:...telah mengambil:...menjadi suami
yang sah. Saya berjanji akan melindungi, mencintai dan memperhatikan istri
saya dengan sungguh-sungguh dalam pikiran, ucapan dan perbuatan. Semoga
Sang Tiratana selalu menerangi saya". Dupa diletakan ditempatnya.
5. Pandita mengesahkan
pernikahan tersebut :
"Setelah mendengar janji saudara berdua, maka dengan ini, saya nyatakan
pernikahan antara saudara:.....dan saudari....adalah SAH. Semoga Sang Tiratana
memberkahi anda berdua"
6. Pembacaan
Paritta pemberkahan :
Vandanâ
Tisarana
Culla Mangala Cakkavâla
Gâthâ
So-, Sa-, Te atthaladdhâ
Sumangala Gâthâ
I
7. Pemercikan
air pemberkahan.
8. Dhammadesana
pendek
9. Namaskâra.
Peletakkan batu pertama
A. Sebelum diletakkan.
Vandanâ
Tisarana
Ratanattayânubbhavâdigâthâ
Sumangala Gâthâ
II
B. Setelah diletakkan.
Vandanâ
Sumangala Gâthâ
I (pemercikan air pemberkahan)
Menempati rumah baru, pembukaan toko/usaha,dll
Vandanâ
Tisarana
Buddhânussati
Dhammânussati
Sanghânusati
Mangala Sutta (dimulai
dari : Assevanâ ca bâlânam...)
Karanîya Metta
Sutta (bait 8,9,10)
Culla Mangala Cakkavâla
Gâthâ
Sumangala Gâthâ
I (pemercikan air pemberkahan)
Membersihkan suasana/tempat
Vandanâ
Tisarana
Buddhânussati
Dhammânussati
Sanghânussati
Saccakiriya Gâthâ
Karanîya Metta
Sutta (bait 8,9,10)
Khanda Paritta (dimulai
dari: Appamâno buddho....)
Ätânatiya
Paritta
Abhaya Paritta atau
Pattumodanâ Paritta
Sumangala Gâthâ
II (pemercikan air pemberkahan)
Air untuk obat orang sakit
Vandanâ
Tisarana
Buddhânussati
Dhammânussati
Sanghânussati
Saccakiriya Gâthâ
Ratana Sutta (bait
4,5,6,7,14)
Bojjhanga Paritta
Sakkatva Tiratanam
Sumangala Gâthâ II
Tanam di sawah(pemberkahan benih)
Vandanâ
Tisarana
Khandha Paritta
Mahâ Jaya Mangala Gâthâ
Sumangala Gâthâ II (pemercikan air pemberkahan)
Pengukuhan janji jabatan
Pandita :
Harap saudara mengulangi dengan penuh keyakinan
apa yang akan saya ucapkan.
Yang diambil janjinya : Baik
Romo.
Pandita :
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammâ Sambuddhassa
(satu kali)
Yang diambil janjinya:
Mengulangi (tiga kali)
Pandita :
Buddham Dhammam Sangham saranam gacchâmi
Yang diambil janjinya : Mengulangi
Pandita :
Musâvâdâ veramanî
sikkhâpadam samâdiyâmi
Yang diambil janjinya :
Mengulangi
Pandita :
Saya berjanji untuk tidak berdusta.
Yang diambil janjinya : Mengulangi
Pandita :
Semoga Sîla (moral yang bersih), Samâdhi
(Ketenangan), dan Pañña (Kebijaksanaan Dhamma) selalu menjiwai
saudara dalam melaksanakan tugas dan kewajiban saudara.
Yang diambil janjinya : Sâdhu!
Pengukuhan janji di pengadilan
Pandita :
Harap saudara mengulangi dengan penuh keyakinan
apa yang akan saya ucapkan.
Yang diambil janjinya : Baik
Romo.
Pandita :
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammâ Sambuddhassa
(satu kali)
Yang diambil janjinya:
Mengulangi (tiga kali)
Pandita :
Buddham Dhammam Sangham saranam gacchâmi
Yang diambil janjinya : Mengulangi
Pandita :
Musâvâdâ veramanî
sikkhâpadam samâdiyâmi
Yang diambil janjinya :
Mengulangi
Pandita :
Saya berjanji untuk tidak berdusta.
Yang diambil janjinya : Mengulangi
Pandita :
Semoga Dhamma/kebenaran sejati selalu menjadi
dasar pikiran, ucapan dan perbuatan suadara. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
dan Sang Tiratana selalu membimbing saudara.
Yang diambil janjinya :
Sâdhu!
Upacara kematian
A. Membersihkan jenazah
Vandanâ
Pamsukulâ Gâthâ
Mahâ Jaya Mangala Gâthâ
B. Menjelang diberangkatkan ke makam/krematorium
Vandana
Tisarana
Buddhânussati
Dhammânussati
Sanghânussati
Saccakiriya Gâthâ
Pabbatopama gâthâ; atauDhammaniyâma Sutta
Tilakkhanâdigâthâ
Pamsukulâ Gâthâ(dimulai dari Aniccâ vatta...)
Samâdhi/Meditasi
Pandita :
Saudara-saudara se Dhamma marilah kita
memancarkan pikiran cinta kasih kita kepada Almarhum : .... yang telah
mendahului kita. Semoga saudara kita almarhum dalam perjalanan di alam
kehiduan selanjutnya selalu mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan, hingga
akhirnya tercapai Kebebasan Abadi (Nibbâna). Semoga Sang Tiratana
selalu melindunginya.
Samâdhi dimulai...
Pandita : (pada
akhir samâdhi)
Sabbe sattâ bhavantu sukhitattâ ;atau
Sabbe sattâ sadâ hontu, avera sukhajivino
Dhammadesana (pendek/singkat)
Ettâvata
a. Ettavata tiga kali (Devâ, bhûtâ, sattâ)
b. Idam vo....tiga kali
c. Äkâsatthâ ....
Ciram rakkhantu : saudara...(nama almarhum)
Äkâsatthâ....
Ciram rakkhantu: mam param ti
C. Dimakam/krematorium
Vandana
Tisarana
Buddhânussati
Dhammânussati
Sanghânussati
Saccakiriya Gâthâ
Pamsukulâ Gâthâ(dimulai dari Aniccâ vatta...)
pada waktu membacakan Aniccâ vatta...
Pandita menaburkan bunga di atas peti jenazah.
Sumangala Gâthâ II
Peringatan kematian
A. Peringatan kematian: 3 hari, 7 hari,
49 hari, 100 hari, 1 tahun, dsb.
Vandana
Tisarana
Buddhânussati
Dhammânussati
Sanghânussati
Saccakiriya Gâthâ
Karanîya Mettâ Sutta
Ariyadhana Gâthâ
Sâmdhi/meditasi
Pandita :
Saudara-saudara se Dhamma marilah kita memancarkan
pikiran cinta kasih kita kepada Almarhum : .... yang telah mendahului kita.
Semoga saudara kita almarhum dalam perjalanan di alam kehiduan selanjutnya
selalu mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan, hingga akhirnya tercapai
Kebebasan Abadi (Nibbâna). Semoga Sang Tiratana selalu melindunginya.
Samâdhi dimulai...
Pandita : (pada
akhir samâdhi)
Sabbe sattâ bhavantu sukhitattâ ;atau
Sabbe sattâ sadâ hontu, avera sukhajivino
Dhammadesana (pendek/singkat)
Ettâvata
a. Ettavata tiga kali (Devâ, bhûtâ, sattâ)
b. Idam vo....tiga kali
c. Äkâsatthâ ....
Ciram rakkhantu : saudara...(nama almarhum)
d. Äkâsatthâ...
Ciram rakkhantu : mam param ti
B. Ziarah di makam
Vandana
Saccakiriya Gâthâ
Idam vo....tiga kali